Kamis, 31 Oktober 2013

Resiko Diabetes pada Usia Reproduksi


             Diabetes Mellitus atau penyakit kencing manis sudah tidak asing lagi didengar. Kekerapannya semakin bertambah baik di Indonesia maupun di dunia. Peningkatan ini disebabkan pergeseran gaya hidup yang lebih sedenter dan asupan makanan tinggi kalori rendah serat yang semakin merajai kebiasaan makan pada semua lapisan masyarakat. Tidak mengherankan bila diabetes disebut juga penyakit gaya hidup, karena tidak adanya riwayat diabetes di keluarga tidak membuat seseorang benar-benar terhindar dari diabetes. Selain kekerapannya bertambah, kejadian diabetes juga bergeser ke usia yang lebih muda. Apabila satu decade lalu individu diatas 40-50 tahun dikatakan berisiko menderita diabetes, saat ini kejadian diabetes mulai kerap ditemukan pada usia dewasa muda antara 20-<40 tahun. Diabetes pada usia muda dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan biaya kesehatan dan meningkatkan angka kesakitan dan kematian usia muda.
           Diabetes dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Pada anak kandung penyandang diabetes, kejadian diabetes ditemukan pada usia yang lebih muda, apalagi bila disertai obesitas (kegemukan). Selain itu, populasi anak kandung dari penyandang DM, sudah memiliki penebalan pembuluh darah yang cukup tebal meskipun belum memiliki diabetes atau penyakit lain seperti hipertensi dan gangguan kolesterol. Diabetes diawali dengan kondisi prediabetes dan sindrom metabolik, yang ditandai obesitas sentral (lingkar perut ³ 80 cm pada perempuan dan ³ 90 cm pada laki-laki). Obesitas akan mengganggu hormon insulin. Semakin gemuk seseorang, semakin terganggu kerja hormon insulinnya dan ini menjadi beban bagi pankreas untuk terus memproduksi insulin. Gangguan hormon insulin juga mempengaruhi fungsi pembuluh darah sehingga memicu kejadian pembentukan plak (sumbatan) di dalam pembuluh darah.        

Faktor yang dapat dimodifikasi untuk mencegah atau menunda kejadian diabetes adalah faktor lingkungan, yaitu asupan makanan, aktivitas fisik dan kebiasaan (merokok, minum alkohol). Beberapa faktor risiko seperti yang memiliki kerabat diabetes, gemuk, merokok, kurang aktivitas fisik, kebiasaan makan tinggi kalori rendah serat (makanan siap saji), riwayat melahirkan bayi > 4 kg, penyandang tekanan darah tinggi dan gangguan kolesterol, menunjukkan individu tersebut berisiko mendapat diabetes. Untuk pencegahan dini dapat dilakukan seawall mungkin, mulai usia anak-anak, remaja hingga dewasa. Menambah aktivitas fisik dan mengurangi asupan makanan tinggi kalori, menambah asupan serat (sayur-mayur dan buah-buahan merupakan pencegahan yang paling aman dan efektif untuk menunda diabetes.

Ditulis Oleh.Dr Rr Dyah Purnamasari S, SpPD KEMD 

0 komentar

Posts a comment

 
© Antam Medika
Designed by Team AntamMedika
Back to top