Diabetes Mellitus atau penyakit
kencing manis sudah tidak asing lagi didengar. Kekerapannya semakin bertambah
baik di Indonesia maupun di dunia. Peningkatan ini disebabkan pergeseran gaya
hidup yang lebih sedenter dan asupan makanan tinggi kalori rendah serat yang
semakin merajai kebiasaan makan pada semua lapisan masyarakat. Tidak
mengherankan bila diabetes disebut juga penyakit gaya hidup, karena tidak
adanya riwayat diabetes di keluarga tidak membuat seseorang benar-benar
terhindar dari diabetes. Selain kekerapannya bertambah, kejadian diabetes juga
bergeser ke usia yang lebih muda. Apabila satu decade lalu individu diatas
40-50 tahun dikatakan berisiko menderita diabetes, saat ini kejadian diabetes
mulai kerap ditemukan pada usia dewasa muda antara 20-<40 tahun. Diabetes
pada usia muda dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan biaya kesehatan dan
meningkatkan angka kesakitan dan kematian usia muda.
Diabetes dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan. Pada anak kandung penyandang diabetes, kejadian
diabetes ditemukan pada usia yang lebih muda, apalagi bila disertai obesitas
(kegemukan). Selain itu, populasi anak kandung dari penyandang DM, sudah
memiliki penebalan pembuluh darah yang cukup tebal meskipun belum memiliki
diabetes atau penyakit lain seperti hipertensi dan gangguan kolesterol. Diabetes
diawali dengan kondisi prediabetes dan sindrom metabolik, yang ditandai
obesitas sentral (lingkar perut ³
80 cm pada perempuan dan ³
90 cm pada laki-laki). Obesitas akan mengganggu hormon insulin. Semakin gemuk
seseorang, semakin terganggu kerja hormon insulinnya dan ini menjadi beban bagi
pankreas untuk terus memproduksi insulin. Gangguan hormon insulin juga
mempengaruhi fungsi pembuluh darah sehingga memicu kejadian pembentukan plak
(sumbatan) di dalam pembuluh darah.
Faktor
yang dapat dimodifikasi untuk mencegah atau menunda kejadian diabetes adalah
faktor lingkungan, yaitu asupan makanan, aktivitas fisik dan kebiasaan
(merokok, minum alkohol). Beberapa faktor risiko seperti yang memiliki kerabat
diabetes, gemuk, merokok, kurang aktivitas fisik, kebiasaan makan tinggi kalori
rendah serat (makanan siap saji), riwayat melahirkan bayi > 4 kg, penyandang
tekanan darah tinggi dan gangguan kolesterol, menunjukkan individu tersebut
berisiko mendapat diabetes. Untuk pencegahan dini dapat dilakukan seawall
mungkin, mulai usia anak-anak, remaja hingga dewasa. Menambah aktivitas fisik
dan mengurangi asupan makanan tinggi kalori, menambah asupan serat (sayur-mayur
dan buah-buahan merupakan pencegahan yang paling aman dan efektif untuk menunda
diabetes.
Ditulis Oleh.Dr Rr Dyah Purnamasari S, SpPD KEMD
0 komentar
Posts a comment