Muntah Hijau Pada Bayi, Berbahayakah??
Putri,
seorang bayi perempuan, lahir cukup bulan dengan cara spontan dan
langsung menangis. Beberapa saat setelah lahir, dia mulai mengeluarkan
cairan hijau dari mulutnya, baik saat sebelum diberikan ASI maupun
setelah diberikan ASI, dan diikuti dengan perut yang semakin membesar
walau mekonium tetap keluar dan kulit yang semakin berwarna kuning.
Orang tuanya membawa ke bidan, yang kemudian di rujuk kembali ke dokter
spesialis. Saat pertama kali datang, Putri dinyatakan terkena “sepsis”
atau infeksi berat, dan dirawat. Selama perawatan, ternyata kondisi
Putri tidak kunjung membaik, muntah hijau masih saja berlangsung dan
perutnya semakin membuncit. Apa yang terjadi pada Putri?
Pada
bayi baru lahir yang mengalami muntah-muntah berwarna hijau, baik
sebelum diberikan ASI maupun sesudah diberikan ASI, sekitar 80%
dinyatakan kemungkinan terdapatnya obstruksi atau sumbatan pada saluran
pencernaan bagian atas (setinggi usus 12 jari). Pada kondisi ini, hal
yang paling berbahaya adalah bisa terjadi dehidrasi (karena cairan tubuh
yang keluar terus menerus) dan kemungkinan aspirasi (tersedak oleh
karena cairan lambung masuk ke dalam saluran pernapasan), sehingga perlu
segera dibawa ke rumah sakit atau klinik yang memiliki tempat perawatan
intensif (NICU= Neonatal Intensive Care Unit).
Kondisi lain yang berbahaya pada kasus seperti ini adalah, dapat
terjadi ketidakseimbangan elektrolit tubuh pada bayi, yang dapat
menyebabkan gejala-gejala yang lebih berat lagi, seperti kejang mendadak
sampai henti jantung, jika tidak segera mendapatkan penanganan serius.
Mengapa demikian?
Adanya
sumbatan pada saluran pencernaan bagian atas, terjadi saat masa-masa
kehamilan awal. Penyebabnya masih belum banyak diketahui, tetapi
sebagian besar para ahli menyatakan karena kegagalan terbentuknya
saluran usus 12 jari (revakuolisasi duodenum). Biasanya, jika
pemeriksaan antenatal dilakukan dengan rutin dan teratur, disertai juga
dengan pemeriksaan USG saat kehamilan, dapat segera diketahui bahwa
seorang bayi menderita kelainan ini atau tidak. Sehingga, setelah lahir,
dapat langsung ditangani secara komprehensif, baik oleh dokter anak dan
bedah anaknya.Satu-satunya cara pengobatan, jika memang terbukti adanya sumbatan/obstruksi pada saluran pencernaan bagian atas ini adalah dengan operasi. Tetapi operasi inipun tidak lah mudah, karena memerlukan kecermatan dan kerjasama antar bagian, bagian anak, bedah anak dan anestesi. Karena pada bayi baru lahir, tindakan operasi sekecil apapun memiliki risiko yang sangat besar, mulai dari ancaman hipotermi (penurunan suhu tubuh), kehilangan cairan tubuh dan darah, serta pengaruh obat bius selama operasi. Tetapi, dengan penanganan sejak sebelum operasi, masa operasi dan setelah operasi, yang intensif, kemungkinan besar harapan kondisi bayi agar membaikpun akan tinggi.
Gambar
ilustrasi bayi dengan obstruksi saluran pencernaan bagian atas. Anak
panah berwarna merah, menunjukkan pembesaran perut yang sebagian,
disekitar pusar (umbilikus).
Ditulis Oleh dr.Leecarlo Millano LG,Sp.BA Dokter Spesialis Bedah Anak
0 komentar
Posts a comment